Minggu, 20 April 2014

#14 My Story



Back to past when I left in college 
 
Tomorrow will be different

After graduating from Junior high school, my parents decided for me to study in boarding school. They want their children to get the science world and the hereafter that a simple reason but, I do not think so. maybe because I have to part with the family for the past four years and it is not a short time to live there however the decision is very difficult that I have received.
I was thinking during a three months. ”Can I live over there?” whispered in my heart. “Ya Allah, please help me and give me appointment of it” it is my prayer. Finally, I approve it. They were very happy to hear that while, my feelings  are still in fear. I afraid to part with my family because life without them is like being alone in this world. Although as I always have a positive thinking of them because they always give the best for me. Therefore I am going to obey their parents. After that my parent have prepared my need to live there. Then  I just waiting the time to entered or to stay in boarding school and  always pray to Allah to make me able to face all the challenge in there. And sure I can do it. I must do the best for my parents.
The time passed, one day before I go. I really prepared my self to live there for four years.Tomorrow I have a new life, new friends, and new family. So tomorrow will be different.

Minggu, 06 April 2014

# 13 Perjuangan Jurnalistik Part III



Hari ini adalah hari terakhir berjuang demi jurnalistik karena esok hari kelompok kami presentasi, namun hari ini juga menentukan apakah kami bisa dapat data dari detik.com atau tidak. Di mulai dari awal pertemuan kami di kampus D karena kami harus kesana terlebih dulu mengambil surat keterangan untuk kunjungan ke detik.com.
Hari ini aku menginap dirumah feby agar kami bisa berangkat bersama ke kampus. Awalnya kita janjian pukul 09.00 harus sudah dikampus namun, alhasil tidak seperti itu. Pertama karena onett dan agnes rumahnya sangat jauh, aku dan feby mengusulkan kepada mereka agar berangkat terlebih dahulu. Onett berangkat dari rumah jam 07.00. Dia mengirim sms kepada feby menanyakan aku dan feby ada dimana. Feby membalas sms onett kalau aku dan feby masih dirumah untuk siap-siap. Agnes pun mengirim sms kepada feby agar aku dan feby bertemu di stasiun bojong. Aku dan feby menyetujuinya. Detik demi detik, menit demi menit, satu jampun telah berlalu akhirnya feby mendapatkan sms dari agnes lagi. Sms itu berisikan, “ feb, kamu sama rica berangkatnya nanti dulu yah, aku ada urusan sebentar,” feby membalas sms tersebut okai. Tanpa sadar ternyata sudah jam setengah 10 dan onett memberi kabar kalo dia sudah sampai dikampus D. “ feb, ayo buruan onett udah sampai,” kataku sambil bergegas. Beberapa menit kemudian Feby mendapat sms kembali dari agnes. “ feb, aku udah sampai stasiun nih, cepetan kalian kesini”. Aku dan feby segera mungkin berangkat tapi kita kaget karena tiba-tiba mendapatkan sms dari agnes seperti itu. Setibanya aku dan Feby di stasiun bojong dan bertemu agnes, kita sudah menemukan muka yang jutek tidak enak banget di lihatnya. Akhirnya aku dan Feby hanya terdiam saja karena males melihat wajah agnes yang di tekuk begitu karena bĂȘte menunggu. Tidak lama Feby mendapatkan sms dari onett yang isi smsnya begini “  feb, kalian lama banget sih, udahlah gue ga ikut. Gue udah capek nunggu dari tadi. Bodo amatlah gue mah, sekarang gue balik kekosan”. Feby sudah member alesan ke onett tetapi dia tidak menanggapinya. Aku sama feby hanya diam-diam saja sambil menunggu kereta dan sibuk dengan Hp kita saja. Saat itu juga Agnes masih saja terdiam dan tak bersuara apapun. Aku sama feby hanya menulis PM di BBM. Ternyata Diana melihat PM aku dan feby. Mungkin dia tahu apa yang telah terjadi diantara kami berempat. Aaarrghhh sungguh ribet permasalahan ini.
Akhirnya kereta datang, kami langsung menaiki kereta itu. Diantara kami hanya diam membisu. Tidak ada satu patahpun yang terucap. Kami mendapatkan tempat duduk saja terpisah, dan aku bbman sama dengan feby. Ketika sudah sampai di stasiun Depok, kereta yang kami naiki tersebut terjadi masalah dan kami harus transit ke kereta sebelahnya. Nah, disitu aku dan feby duduk bersebelahan, tetapi agnes masih saja terpisah duduk dengan kami walaupun dia duduk bersebrangan dengan kami. Aku dan feby hanya sibuk meluapkan emosi kita dengan menulis-nulis sesuatu di blogger kami. Tanpa sadar ketika Feby menanyakan , “ cha udah sampai stasiun mana nih ?. Aku langsung menegok ke jendela dan ternyata kami sudah kelewatan. Akhirnya kami buru-buru turun untungnya baru satu stasiun yang terlewat, kami turun di stasiun UI dan harus kembali ke stasiun Pocin lagi, karena paniknya sampai tak terfikirkan olehku kalau gampang saja kita hanya menaiki kereta balik arah untuk ke stasiun Pocin. Lumayan lama menunggu kereta datang kembali.  Akhirnya kami tiba di stasiun Pocin dengan langkah kaki secepat mungkin kami sampai dikampus D. Tanpa basa basipun langkah kami langsung menuju loket-loket. Disana kami melihat onett dan ternyata dia masih menunggu kami dengan wajah teramat bosennya. Seketika agnes langsung duduk disebelahnya tanpa tegur sapa aku dan Feby langsung saja ke loket tujuan kita untuk mengambil surat keterangan dan alhasil kita telat karena loket tutup di waktu jam istirahat. Aku dan feby menghampiri mereka, kami masih saja terdiam seperti orang yang tak pernah kenal. Adzan pun berkumandang, aku bergegas sholat dhuzur terlebih dahulu daripada hanya berdiam diri seperti itu.
Beberapa menit setelah ku sholat ternyata masih saja mereka seperti itu, berdiam diri tak mengeluarkan suara sedikitpun. Kami tak lelah menunggu loket buka. Sepertinya ada suara yang memanggil kami. Suara itu berasal dari onett. Onett meluapkan unek-unek dia, dia menanyakan kepadaku, Feby serta agnes kenapa kami terlambat. Agnes hanya terdiam, akupun juga. Dan hanya Feby yang memberanikan diri untuk berbicara agar tidak ada salah paham di antara kami, persahabatan kami. Disitu aku menyesal tidak berkomentar sedikitpun membantu Feby. Karena aku belum bisa berbicara karena mereka dalam keadaan emosional. Dari perkataan Feby, kami terdiam lagi. hmm.. entah sampai kapan kami terdiam seperti itu.
Jam istirahat sudah abis, Loket-loket akhirnya kembali terbuka. Aku dan Feby beranjak dari duduk segera ke loket. Setelah menemukan loket delapan, aku menanyakan surat keterangan itu. Alhasil sia-sia sepertinya kita sudah menunggu sangat lama, karena surat keterangan itu belum jadi masih seminggu lagi prosesnya. Dengan langkah gontai, kita kembali menghampiri Agnes dan Onett. Aku berkata, “ suratnya belum jadi, tapi kita harus tetap kesana walaupun tanpa surat sekalipun “.
Kami berjalan berpasang-pasang, aku dan feby, Agnes dan Onett. Kenapa kita jadi berkubu seperti ini ? mungkin permasalahan yang tadi belum terselesaikan. Tujuan kami yaitu ke stasiun kereta untuk ke stasiun Cawang. Masih saja terdiam sampai kereta datang. Kami menaiki kereta jurusan Kota. Waktu sudah berlalu akhirnya kami sampai di stasiun Cawang.
Disana mulailah Onett berbicara kata demi kata dan disusul agnes. Aku dan Feby juga mulai berbicara, namun masih saja belum ramai seperti biasanya. Keluar dari stasiun , kami mulai bingung. Kami harus menaiki busway, kami melewati fly over dan melalui sorum mobil. Di fly over itulah kami akhirnya kembali berbicara seakan- akan tidak ada masalah yang terjadi pada kami. Alhamdulillah ucap syukurku.
 To be continue..... 

Winnie The Pooh Glitter
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too748.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too748.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

Template by:

Free Blog Templates