Hari ini adalah
hari terakhir berjuang demi jurnalistik karena esok hari kelompok kami
presentasi, namun hari ini juga menentukan apakah kami bisa dapat data dari
detik.com atau tidak. Di mulai dari awal pertemuan kami di kampus D karena kami
harus kesana terlebih dulu mengambil surat keterangan untuk kunjungan ke
detik.com.
Hari ini aku
menginap dirumah feby agar kami bisa berangkat bersama ke kampus. Awalnya kita
janjian pukul 09.00 harus sudah dikampus namun, alhasil tidak seperti itu.
Pertama karena onett dan agnes rumahnya sangat jauh, aku dan feby mengusulkan
kepada mereka agar berangkat terlebih dahulu. Onett berangkat dari rumah jam
07.00. Dia mengirim sms kepada feby menanyakan aku dan feby ada dimana. Feby membalas
sms onett kalau aku dan feby masih dirumah untuk siap-siap. Agnes pun mengirim
sms kepada feby agar aku dan feby bertemu di stasiun bojong. Aku dan feby
menyetujuinya. Detik demi detik, menit demi menit, satu jampun telah berlalu
akhirnya feby mendapatkan sms dari agnes lagi. Sms itu berisikan, “ feb, kamu
sama rica berangkatnya nanti dulu yah, aku ada urusan sebentar,” feby membalas
sms tersebut okai. Tanpa sadar ternyata sudah jam setengah 10 dan onett memberi
kabar kalo dia sudah sampai dikampus D. “ feb, ayo buruan onett udah sampai,”
kataku sambil bergegas. Beberapa menit kemudian Feby mendapat sms kembali dari
agnes. “ feb, aku udah sampai stasiun nih, cepetan kalian kesini”. Aku dan feby
segera mungkin berangkat tapi kita kaget karena tiba-tiba mendapatkan sms dari
agnes seperti itu. Setibanya aku dan Feby di stasiun bojong dan bertemu agnes,
kita sudah menemukan muka yang jutek tidak enak banget di lihatnya. Akhirnya
aku dan Feby hanya terdiam saja karena males melihat wajah agnes yang di tekuk
begitu karena bĂȘte menunggu. Tidak lama Feby mendapatkan sms dari onett yang
isi smsnya begini “ feb, kalian lama
banget sih, udahlah gue ga ikut. Gue udah capek nunggu dari tadi. Bodo amatlah
gue mah, sekarang gue balik kekosan”. Feby sudah member alesan ke onett tetapi
dia tidak menanggapinya. Aku sama feby hanya diam-diam saja sambil menunggu
kereta dan sibuk dengan Hp kita saja. Saat itu juga Agnes masih saja terdiam
dan tak bersuara apapun. Aku sama feby hanya menulis PM di BBM. Ternyata Diana melihat
PM aku dan feby. Mungkin dia tahu apa yang telah terjadi diantara kami
berempat. Aaarrghhh sungguh ribet permasalahan ini.
Akhirnya kereta
datang, kami langsung menaiki kereta itu. Diantara kami hanya diam membisu. Tidak
ada satu patahpun yang terucap. Kami mendapatkan tempat duduk saja terpisah,
dan aku bbman sama dengan feby. Ketika sudah sampai di stasiun Depok, kereta
yang kami naiki tersebut terjadi masalah dan kami harus transit ke kereta
sebelahnya. Nah, disitu aku dan feby duduk bersebelahan, tetapi agnes masih
saja terpisah duduk dengan kami walaupun dia duduk bersebrangan dengan kami. Aku
dan feby hanya sibuk meluapkan emosi kita dengan menulis-nulis sesuatu di
blogger kami. Tanpa sadar ketika Feby menanyakan , “ cha udah sampai stasiun
mana nih ?. Aku langsung menegok ke jendela dan ternyata kami sudah kelewatan. Akhirnya
kami buru-buru turun untungnya baru satu stasiun yang terlewat, kami turun di stasiun
UI dan harus kembali ke stasiun Pocin lagi, karena paniknya sampai tak
terfikirkan olehku kalau gampang saja kita hanya menaiki kereta balik arah
untuk ke stasiun Pocin. Lumayan lama menunggu kereta datang kembali. Akhirnya kami tiba di stasiun Pocin dengan
langkah kaki secepat mungkin kami sampai dikampus D. Tanpa basa basipun langkah
kami langsung menuju loket-loket. Disana kami melihat onett dan ternyata dia
masih menunggu kami dengan wajah teramat bosennya. Seketika agnes langsung
duduk disebelahnya tanpa tegur sapa aku dan Feby langsung saja ke loket tujuan
kita untuk mengambil surat keterangan dan alhasil kita telat karena loket tutup
di waktu jam istirahat. Aku dan feby menghampiri mereka, kami masih saja
terdiam seperti orang yang tak pernah kenal. Adzan pun berkumandang, aku
bergegas sholat dhuzur terlebih dahulu daripada hanya berdiam diri seperti itu.
Beberapa menit
setelah ku sholat ternyata masih saja mereka seperti itu, berdiam diri tak
mengeluarkan suara sedikitpun. Kami tak lelah menunggu loket buka. Sepertinya
ada suara yang memanggil kami. Suara itu berasal dari onett. Onett meluapkan
unek-unek dia, dia menanyakan kepadaku, Feby serta agnes kenapa kami terlambat.
Agnes hanya terdiam, akupun juga. Dan hanya Feby yang memberanikan diri untuk
berbicara agar tidak ada salah paham di antara kami, persahabatan kami. Disitu aku
menyesal tidak berkomentar sedikitpun membantu Feby. Karena aku belum bisa
berbicara karena mereka dalam keadaan emosional. Dari perkataan Feby, kami
terdiam lagi. hmm.. entah sampai kapan kami terdiam seperti itu.
Jam istirahat
sudah abis, Loket-loket akhirnya kembali terbuka. Aku dan Feby beranjak dari
duduk segera ke loket. Setelah menemukan loket delapan, aku menanyakan surat
keterangan itu. Alhasil sia-sia sepertinya kita sudah menunggu sangat lama,
karena surat keterangan itu belum jadi masih seminggu lagi prosesnya. Dengan langkah
gontai, kita kembali menghampiri Agnes dan Onett. Aku berkata, “ suratnya belum
jadi, tapi kita harus tetap kesana walaupun tanpa surat sekalipun “.
Kami berjalan
berpasang-pasang, aku dan feby, Agnes dan Onett. Kenapa kita jadi berkubu
seperti ini ? mungkin permasalahan yang tadi belum terselesaikan. Tujuan kami
yaitu ke stasiun kereta untuk ke stasiun Cawang. Masih saja terdiam sampai
kereta datang. Kami menaiki kereta jurusan Kota. Waktu sudah berlalu akhirnya
kami sampai di stasiun Cawang.
Disana mulailah
Onett berbicara kata demi kata dan disusul agnes. Aku dan Feby juga mulai
berbicara, namun masih saja belum ramai seperti biasanya. Keluar dari stasiun ,
kami mulai bingung. Kami harus menaiki busway, kami melewati fly over dan
melalui sorum mobil. Di fly over itulah kami akhirnya kembali berbicara seakan-
akan tidak ada masalah yang terjadi pada kami. Alhamdulillah ucap syukurku.
To be continue.....